Author : han yong sup ( linda imnida)
Cast : 1. Seungri as seungri
2. Jihyo as
you
3. Yejin
as Yejin
Tittle : my happiness is you
My Happiness is
You
tunggu!!! Kakiku sakittttt” rintihku. “siapa suruh kau
datang ke pesta itu dan membuatku malu” kata seungri smbil berjalan cepat menuju mobil. “cepat
masuk, aku akan mengantarmu pulang” kata seungri sambil membukakan pintu mobil.
“kau tdk bisa berlaku manis kpdaku apa?” tanyaku sambil masuk kedalam mobil.
“kau masih marah soal tadi? aku benar2...”kataku blm selesai dipotong olehnya.
“kau bisa diam tdk?” “mianhae, aku hanya takut kehilanganmu. Itu pesta mantan
pacarmu jadi aku...” *terputus lagi* “takut kehilanganku? Mantan pacarku?”
tanya seungri sambil tersenyum geli. “iya” jawabku sambil mengangguk. “memang
kau siapa? Asal kau tau ya, dia bukan mantan pacarku tapi PACARKU !!! aku tdk
benar2 memutuskan hubungan kami hanya untuk menerima perjodohan dengan kau”
“ahhh kau ini, kita sudah dijodohkan, seharusnya kau meninggalkannya!!” kataku
sambil memukul2nya” “HEI BODOH, aku sedang menyetir. Kau senang tapi
aku tdk, jadi
jngn harap aku mau dijodohkan denganmu” “tapi kau kan sudah menerimanya”
“itu jika aku sedang bersama ibuku atau orang tuamu. Aku hanya menunggu waktu
yg tepat untuk memutuskanmu” “kyaaaaaaaaa” kataku sambil terus meronta
dimobilnya dan memukulnya. “DIAM!!! Atau aku akan menurunkanmu” ancam seungri.
“heh, baiklah”
Di kantor
seungri.......
“direktur seungri ada ?”tanyaku
kepada sekretaris seungri. “ada, aku akan memberitahukannya dulu” “ehhhhhhh
jangan2, aku akan membuat surprise untuknya” “ah ne, baiklah” “Chagiyaaaaaaa,
aku membawakan makanan kesukaanmu, kau belum makan kan?” kataku sambil
menghampiri kursi tempat seungri duduk. “apapaan kau ini, untuk apa kau kesini?
Kau menggangguku!!” bentak seungri. “aku hanya ingin mengantarkan ini, akhir2
ini ahjumma bilang kau sangat sibuk jadi kupikir kau tdk sempat untuk keluar
makan. Ayo kita makan bersama, kau tau ini masakan ibumu, apa kau mau jika aku
membawa ini pulang dengan isi yg masih penuh?” kataku.” Baiklah, sini nanti aku
makan. Sekarang kau pergi” “apa? Aku tdk akn pergi, ibumu menyiapkan ini untuk
2 porsi jadi aku akan makan bersamamu” “ini blm waktunya makan siang, jadi pulanglah”
“aku akan menunggu” kataku dan tetap duduk di sofa ruangan seungri. “dasar anak
keras kepala” “biar saja, aku
sudah jauh-jauh datang kesini jadi aku tidak mau membuang waktuku sia-sia” kataku
sambil berkeliling ruangan seungri.
Aku
terduduk disofa, ku pandangi seorang pria yang sangat aku cintai sedang sibuk
dengan berkas-berkas yang menumpuk di mejanya. Tiba-tiba mataku tertuju ke
sebuah foto yang terbingkai indah diatas mejanya. Ya, aku melihat foto Seungri
sedang tersenyum bahagia bersama seorang wanita, seorang wanita yang kemarin
malam mengadakan pesta. “apakah itu benar-benar kekasihnya? Ku kira dia hanya
membohongiku tapi kenapa foto itu menunjukkan bahwa mereka sangat bahagia? Tapi
mengapa malam itu, wanita itu tidak marah saat aku datang untuk menyusul
Seungri?” aku terus bertanya dalam hatiku. Aku melangkah mendekati foto itu
untuk melihat lebih jelas senyum mereka. Namun tiba-tiba Seungri menyadari aku
menuju foto itu dan segera menyembunyikan foto itu. “Kyaaaaaaa!!! Aku ingin
lihat, cepatlah kembalikan!! Tidak akan aku rusak aku janji” bujukku. Seungri
hanya diam dan menatapku tajam. “untuk apa kau lihat?” tanya seungri masih
terus menatapku tajam membuatku salah tingkah. “ah..mmm...apa salahnya aku
melihat foto calon suamiku?” jawabku gugup. “kau benar-benar ingin melihatnya? Aku
hanya takut kau iri padanya, dia sangat sempurna dimataku. Kau baru bertemu
sekali dan melihat fotonya, bagaimana menurutmu?” “hmmmm...dia memang cantik,
anggun, sopan...” kata-kataku terputus dan Seungri berkata, “lalu, bagaimana
denganmu?” aku berpikir sejenak menatap wajahnya dan entah mengapa kakiku
bergerak lari keluar dari ruangan seungri.
Aku
terduduk disebuah taman tidak jauh dari kantor seungri. Aku menangis seperti
anak kecil yang kehilangan ibunya. Sesekali aku melihat orang sedang melihatku
aneh. Aku tidak bisa menahan perasaan ini, perasaan yang selalu tersakiti. Aku
selalu berada disampingnya tapi sekalipun ia tidak mengharapkan kehadiranku.
Aku
menghapus air mataku, merapihkan rambutku dan pergi ke rumah wanita yang
disebut seungri sebagai kekasihnya. Aku
tiba dirumahnya, ku bunyikan bel rumahnya dan aku melihat wanita itu sedang berjalan
membukakan pintu rumahnya untukku. “ah, annyeonghaeso, bukankah kau wanita yang
menyusul seungri di pestaku kemarin malam?” tanya wanita itu sambil. “ah ne,,
jihyo imnida” kataku sambil menundukkan kepala. “ah ne, ayo masuk!”. Aku masuk
ke dalam rumahnya, rumahnya benar-benar rapih, mataku menuju kesegala arah
rumahnnya dan aku menemukan foto besar yang terpajang di dinding tidak jauh aku
duduk. Foto keluarga! Aku sangat terkejut tapi tiba-tiba wanita itu membuyarkan
pikiranku. “jihyo-sshi ada apa kau kemari?” tanya wanita itu. “ah, iya.
Hmm...boleh aku tahu namamu?” tanyaku sedikit ragu. “ku kira seungri sudah
banyak bercerita tentang ku denganmu tapi ternyata belum ya. Namaku yejin” “seungri
tidak pernah bercerita sedikitpun tentang kau. Aku harus memanggilmu apa?”
tanyaku. “panggil saja yejin, umur kita sama. Kau ingin minum apa?” tanya yejin
ramah. “ah, tidak usah repot-repot aku hanya ingin menanyakan sesuatu padamu” “sesuatu?
Tanyakan saja, jika bisa aku akan menjawabnya” “hmmmm...ini soal kau dan
seungri. Apakah kau benar-benar kekasihnya?” tanyaku benar-benar gugup. Aku melihat
wajahnya sedikit menunduk dan setelah beberapa detik kepala kembali terangkat
dan ia menatapku sambil memegang tanganku. “apakah kau gugup mendengar
jawabanku? Tanganmu benar-benar dingin” tanyanya sambil tersenyum padaku.
Aku
menarik tanganku agar ia tidak bisa lagi merasakan dinginnya tanganku. Lalu ia
mulai menjawab pertanyaanku dengan sangat hati-hati seperti tidak mau melihatku
sedih maupun kecewa. “Jihyo-sshi, kau adalah wanita yang sangat beruntung bisa
bersama Seungri kapanpun dan dimanapun. Aku memang lebih lama mengenal seungri
tapi kau lah yang lebih tahu seungri dengan baik.” Aku sangat terkejut
mendengar kata-katanya, dia membuatku semakin bingung. Bagaimana tidak, seungri
tidak pernah mengganggapku ada tapi kenapa wanita ini bisa berbicara seperti
itu. Jika ia adalah kekasih seungri seharusnya ia sudah mengusirku dan
menyuruhku menjauhi seungri. Yejin melanjutkan bicaranya, “aku dan seungri
memang mempunyai hubungan yang sangat special, kami berkencan tiap kami
memiliki waktu luang. Kami terus bersama selama 5 tahun, hingga pada akhirnya
kau datang dan aku pergi ke Jepang. mungkin itu salah satu sebabnya kau baru
mengenalku sekarang karna aku juga baru kembali dari Jepang. Aku menjalani
hidupku di Jepang bersama keluargaku yang berada disana selama 3 tahun. Dan
selama 3 tahun itu aku tidak pernah menghubungi seungri dan selama 3 tahun itu
juga kau selalu berada disampingnya bukan?” tanya Yejin sambil senyum padaku. “iya,
tapi apa kau tahu selama 3 tahun itu juga seungri tidak pernah mengganggapku
ada” keluhku pada yejin. Yejin kembali mengeluarkan senyum manisnya padaku. “mungkin
itu hanya perasaanmu saja” “tapi kenapa kau tidak menghubungi seungri?” tanyaku
penasaran. “itu karna, karna aku merasa bersalah padanya. Aku meninggalkannya
disaat dia benar-benar membutuhkanku, dan aku kembali disaat dia sedang
berusaha melupakanku.” Aku semakin bingung dengan jwaban-jawaban yang dikeluarkan
Yejin.
Seperti tahu
bahwa aku tidak mengeri sama sekali Yejin melanjutkan bicaranya, “aku dan
Seungri memang sepasang kekasih, kisah kami dimulai 8 tahun yang lalu di sebuah
taman yang sangat indah. Tapi aku sudah mengakhirinya 3 tahun yang lalu saat
aku terbang ke Jepang dan kau tahu saat itu seungri sedang sakit dan dirawat di
rumah sakit. Karena itulah orang tuanya menjadi tidak suka lagi padaku dan
kurasa seungripun sudah mulai melupakan masa-masa indah ku bersamanya dulu. Aku
terbang ke Jepang sebenarnya bukan hanya untuk tinggal bersama keluargaku tapi
juga untuk menikah dengan pria pilihan orang tuaku. Saat itu ayahku sedang
kritis dia memintaku menikah dengan pria itu saat itu juga. Dan setelah aku
menikah dengan pria itu, ayahku meninggal dunia. Itu membuatku benar-benar
sakit, aku kehilangan pria yang sangat aku cintai Seungri, kehilangan ayahku
dan aku harus menikah dengan pria yang tidak aku cintai.” Aku melihat air
matanya menetes membasahi pipinya. “Yejin, jadi kau sudah menikah dan ..”
pembicaraanku terpotong dan Yejin melanjutkan kata-kataku “ ya itu adalah foto
keluarga kecilku dan sekarang aku dan seungri sudah benar-benar tidak seperti
dulu. Saat aku kembali dari jepang beberapa bulan yang lalu, hubungan kami benar-benar
canggung. Mungkin ia belum bisa menerima perlakuanku padanya, tapi aku senang
kemarin dia datang ke pesta ulang tahun anakku. Tapi aku juga sedikit cemburu
kau juga datang.” “jadi itu pesta ulang tahun anakmu? Tapi aku tidak melihat
anakmu. Cemburu?” “iya, itu pesta anakku, saat aku ingin mengenalkan anakku
padamu seungri menarikmu entah kemana dan aku tidak melihat kalian lagi malam
itu. Seorang ibu cemburu terhadap pemuda, haha itu memang sedikit gila tapi
itulah yang kurasakan. Hubunganku dengan suamiku semakin hari memang semakin
baik dan aku sudah mulai bisa menerima kehadirannya untukku. Tapi aku tetap
belum bisa menghapus kenanganku bersama seungri. Kenangan itu terlalu indah. Saat
aku baru kembali aku berusaha untuk menjelaskan semuanya padanya, tapi kau tahu
apa yang ia katakan? ia hanya berkata “aku turut berduka atas kepergian ayahmu,
aku tidak marah sedikitpun padamu kau adalah anak yang sangat berbakti pada
orang tuamu jadi aku tidak akan memintamu kembali padaku. Hiduplah bersama keluarga
kecilmu, hiduplah bahagia dengan mereka. Bahagialah lebih dari yang kuberikan
dulu. Jika aku mendengar kau terluka kembali aku tidak bisa membantumu, aku
sudah menemukan hidup baruku tanpamu jadi ayo sekarang kita coba hidup seperti
3 tahun belakangan ini, tapi aku juga tidak mau menghapus hubungan yang sudah
kita jalin jadi, tetaplah menjadi teman untukku” aku kecewa mendengar
jawabannya lalu aku bertanya padanya apakah ia sudah menemukan wanita lain dia
menjawab,”suatu hari nanti kau akan tahu Yejin, suatu hari nanti dia akan
mencarimu dan menanyakan semua hal tentang kita, dan suatu hari nanti aku akan
membalas semua waktu yang ia berikan untukku” saat yang dimaksud Seungri sudah
datang, kau benar-benar datang dan menanyakan semua hal tentang aku dan
seungri. Kau benar-benar wanita yang kuat.” Aku mulai mengerti maksud Yejin,
tapi disaat aku mulai mengerti, aku sama sekali tidak percaya. “jadi maksudmu,
wanita penggantimmu adlah aku? Lalu kenapa dia sangat bersikap dingin padaku? Kenapa
foto yang berada diatas mejanya adalah foto kalian berdua?” tanyaku antusias. “benarkah?
Dia masih memajang foto aku dan dia?” tanya Yejin terkejut. “ne, saat aku ingin
menyakinkan kalau itu adlah kau, dia mengambil fotonya dan menyimpannya”
jawabku lemas.
Tiba-tiba
seungri datang ke rumah Yejin. Kami sangat terkejut, seungri berjalan menuju
Yejin melewatiku tampa memandangku sedikitpun. Dia berhenti tepat dihadapan
Yejin. Beberapa detik mereka bertatapan, Seungri menarik badan Yejin dalam
dekapannya. Sungguh membuatku benar-benar marah. Aku ingin pergi tapi tangan
Yejin menahan tanganku, menandakan bukan waktunya aku untuk lari. Seungri
melepaskan pelukannya, sekarang ia menatapku, membuatku bingung harus berbuat
apa. “hmmmmm,,,,aku hanya ingin berbincang dengan Yejin. Sungguh aku tidak tahu
kau akan kemari. Aku akan segera pergi dan menutup mulutku rapat-rapat tentang
kau memeluk Yejin tadi” kataku sangat gugup. Tapi seungri sedikitpun tidak
memalingkan matanya dari mataku. Untuk mengurangi rasa gugupku, kuarahkan
mataku pada Yejin, kulihat matanya berkaca-kaca entah kenapa ia. “Yejin-shhii,
kau kenapa?” tanyaku pelan. Akhirnya Seungri melihat Yejin dan melihat mata
Yejin. “kau kenapa? Menangis? Untuk apa? Bukankah ini pilihanmu? Bukankah ini
yang kau inginkan? Bukankah kau tahu ini akan terjadi? Lalu kenapa kau
menangis?” tanya Seungri sedikit membentak. Aku melihat Yejin sangat kaget
dengan bentakan Seungri. Sungguh aku baru melihat seungri seperti itu, aku juga
sangat terkejut. Aku merasakan betapa mereka masih saling mencintai. Mereka
terpisah hanya karna sesuatu yang seharusnya bisa mereka lalui bersama. Menurutku
masalah itu akan kalah dengan kekuatan cinta mereka. Mereka benar-benar serasi,
membuatku iri dan merasa berslah karna telah mengganggu hidup seungri.
Perlahan suara
Yejin terdengar kembali, “maafkan aku seungri, aku tidak mau seperti ini tapi
tolonglah mengerti keadaanku. Tolonglah mengerti jika kau berada di posisiku
kau juga akan merasakan apa yang kurasakan.” Kata Yejin sambil menangis. Seungri
hanya terdiam dan kembali menatapku sambil berkata, “kau Jihyo, kenapa kau
selalu mengikuti langkahku? Kenapa kau mau dijodohkan olehku? Kenapa kau tetap
membuang waktumu untuk pria yang tidak pernah mengganggapmu ada?” tanya seungri
frustasi. Perlahan aku menjawab, sangat hati-hati “semuanya karna aku
mencintaimu, aku mencintaimu sejak kita kecil. Aku tidak tahu apakah kau masih
mengingatku atau tidak. Tapi 3 tahun berlalu dan aku tahu kalau aku bukanlah
orang yang harus kau ingat.” Perasaanku sedikit lega sekarang akhirnya aku
mengatakan kalau aku adlah teman kecilnya, dulu kami memang tidak terlalu dekat
tapi aku masih ingat, sebelum aku pergi ke London aku punya 1 hari yang indah
bersamanya. Hanya 1 hari tapi itu membuatku tidak bisa berpaling ke pria lain.
Setelah aku
selesai bicara, seungri menarik tanganku. Membawaku keluar dari rumah Yejin dan
berkata apapun pada Yejin. Saat kami keluar, kami melihat suami Yejin bersama
anak mereka. Seungri menghentikan langkahnya, menatap suami dan anak Yejin
sambil berbisik “kumohon, jagalah dia. Berikan kebahagian untuknya.” Sungguh
perasaanku saat itu sangat campur aduk. Seungri menarik tanganku lagi dan
membawaku kemobilnya. Dia membawaku entah kemana, mobilnya melaju dengan
kencang. Mungkin sekarang dia benar-benar frustasi. Beberapa menit kemudian,
mobilnya berhenti. Kami berhenti disebuah taman, taman yang tidak asing untukku
tapi aku lupa apakah aku pernah ketaman itu sebelumnya. “kau bilang aku tidak
mengingatmu? Lalu apakah kau mengingat tempat ini? Sepertinya tidak”tanya
seungri. “taman ini memang tidak asing untukku” jawabku gugup. “benar kau tidak
mengingatnya, bukankah ini tempat terakhir yang kita kunjungi di hari itu?”
tanya seungri sambil menatapku. Jantungku berdegup kencang, mataku
berkaca-kaca. Dia masih mengingat semuanya. Tempat terakhir di 1 hari yang
indah itu. Aku menitihkan air mataku sekarang. Seungri memelukku sambil berkta,
“aku tidak melupakan kau sedikitpun. Kau yang melupakanku. Aku menunggumu
kembali selama bertahun-tahun tapi suatu hari aku bertemu Yejin dan aku mulai
bisa melupakanmu. Tapi saat Yejin pergi dan kau kembali. Perasaanku menjadi
sangat kacau. Aku ingin membawa Yejin pergi dari keluarga kecilnya tapi aku
juga ingin lari bersamamu seperti dulu. Aku membutuhkan waktu yang lama untuk
memikirkan ini. Tapi kau tidak mengerti, kau terus saja menekanku untuk
memilihmu.” Aku memberanikan diri untuk menatapnya, aku melihat matanya
berkaca-kaca. Aku memeluknya erat seperi tidak mau melepaskannya. “maafkan aku
seungri, aku tidak tahu jika seperti ini” “selama ini aku menunggumu Jihyo,
selama ini aku mencari wanita penggantimu bukan Yejin. Yejinlah yang
menggantikan posisimu sementara. Tapi sekarang bolehkah aku memintamu
benar-benar kembali padaku?” tanya seungri. Seungri melepaskan pelukanku, ia
mengambil sesuatu dikantong jasnya. Ia mengeluarkan bingkai foto ia dan Yejin! Aku
terkejut tapi ia langsung berkata, “lihatlah!”suruh seungri. Aku melihatnya
dengan seksama, mereka benar-benar serasi. Tiba-tiba seungri mengambil bingkai
foto itu dan membukanya. Ada foto lainnya disana. Ia menunujukkannya padaku. “inilah
yang aku inginkan sejak dulu aku memang mencintai Yejin, tapi aku ingin wanita
kecil difoto inilah yang menjadi terakhir dalam hidupku” kata seungri sambil
menunjukkan fotonya padaku. Foto itu adlah foto kami berdua di taman itu, foto
pertama dan terakhir kami saat kami kecil. Aku menangis, dan seungri memelukku.
“jadi, bagaimana denganmu? Masih ingin melanjutkan perjodohan ini?” tanya
seungri. “ayo kita lanjutkan, ayo kita lanjutkan kisah kita yang terputus karna
kepergianku ke London” jawabku sambil menangis. “heh, jangan membuatku berpikir
untuk kembali pada Yejin jadi jangan pernah pergi lagi” kata seungri sedikit
tertawa. Aku melepaskan pelukannya dan berkata sedikit kesal “kyaaaa Yejin
sudah menikah dan sudah punya anak !!!” “tapi bukankah ia masih mencintaiku? Aku
bisa membawanya lari kapanpun aku mau” kata seungri membuatku marah. “lakukanlah,
maka aku akan membunuhmu!!” jawabku serius. Seungri mengelus rambutku sambil
berkata, “untuk apa berlari bersama wanita yang sudah menikah dan mempunyai
anak, mengapa harus berlari jika sudah ada wanita dihadapanku? Aku takut jika
berlari, aku tidak bisa sebahagia ini.” Kata-kata manis pertama yang keluar
dari mulut Seungri selama aku mengenalnya. Sungguh saat-saat yang tidak ingin
berlalu dengan cepat.