Jumat, 15 Juni 2012

I LOVE HER BUT I CAN'T (FF/Part 5/the end)


Author pov
                Setelah ri rin selesai membaca suratnya lalu ia memberikan surat itu kpda siwon, dan mengambil cincin juga jepit dri minho. Ia memandangi kedua benda itu dengan tatapan yg sangat sedih. Setelah siwon selesai baca, siwon memeluk rin rin dan mereka nangis be2 *ckckc* karena mereka masih dirundung duka yg sangat dalam jadi mereka putuskan pulang kerumah masing2 dan menenangkan hati mereka.
                “ayo kita pulang” ajak siwon. Aku terus menatap cincin dan jepit iru tanpa memperhatikan siwon. “baiklah jika kau masih mau disini, aku akan meninggalkanmu sendiri disini. Tapi ingat kau harus pulangt nanti, bsok acara pernikahan kita” kata siwon lalu meninggalkanku. Ku pandangi siwon melangkah menjauh dariku. Lalu ku lihat sekeliling taman yg masih disinari matahari yg cerah, lain halnya dengan suasana hatiku sekarang. Aku ingin pergi mencari minho dan memeluknya, mengucapkan minta maaf dan membawanya kembali disini.
                “annyeong” kata seseorang sambil duduk disampingku. “MINHO !!!!!” jeritku sambil memeluknya erat. “apa seperti ini seorang wanita yg akan menikah besok memeluk seorang pria lain? Bagaimana jika calon suami mu tau, bisa2 pernikahanmu batal” ledek minho. Aku melepaskan pelukanku dan memandangi wajahnya sesekali aku sentuh wajahnya. “kenapa dengan kau? Kau suka padaku?” tanya minho sambil tertawa kecil. “kau masih hidup?” tanyaku tak yakin. “hahahaha memangnya aku sudah mati? Siapa yg bilang ? aku masih hidup, aku masih ada bersamamu bukan?” tanya minho. Aku kembali memeluknya dan mengucapkan maaf yg sebesar2nya. “kenapa harus minta maaf? Kau mencintai siwon bukan aku, apa aku harus marah. Apa aku harus membunuh siwon agar kau bersamaku?” tanya minho. “jika memeng kau mau melakukan itu, bunuh aku jangan siwon bukankah itu adil jadi kalian tdk mendapatku” tanyaku sambil perlahan menghapus tangisanku. “apa kau akan datang besok?” tanyaku. “menurutmu?” tanya minho. “hmmm, kau sudah janji padaku akan datang diacara pernikahanku dan menyanyikan sebuah lagu kan?” “aku tdk yakin akan kuat melakukannya, jadi liat saja besok” “jangan pergi lagi” “aku tdk akan pernah pergi darimu juga siwon, aku akan selalu menjaga kalian” “lalu, apa maksud surat ini, surat yg mengatakan bahwa kau sudah tiada?” “pakailah cincin itu sekali saja dalam hidupmu, boleh?” “aku bertanya padamu apa maksud surat itu knpa kau malah balik tanya?” “pakailah, pakai juga jepitnya. Jangan merasa bersalah padaku. Jngn pernah mengeluarkan air matamu itu hanya untukku. Aku hanya ingin melihat senyummu. Aku sudah memaafkanmu jadi jngn khawatir jika aku akan meninggalkamu begitu juga dengan siwon. Kalian sahabatku, mana mungkin aku tega membeci kalian dan meninggalkan kalian jadi kau kau tersenyum saat pernikahanmu besok, jangn sampai menitihkan air mata ya, dandan yg cantik” “jika besok aku menangis saat melihatmu bagaimana?” “kau tidak akan melihatku, tenanglah” “kau tidak akan datang?” “aku akan datang, tapi kau tdk akan melihatku. Aku harus pergi, ingat pesanku. Jika kau bisa melakukannya lakukanlah, ini permintaanku yg terakhir. Kalau soal cincin pakailah sebelum siwon memakaikan cincin pernikahan kalian” kata minho sambil tersenyum manis dan melepaskan tanganku lalu pergi meninggalkanku. “MINHO !!!!!” jaritku lalu aku terbangun dari tidurku.
                Aku hanya mimpi, ah sial. Aku memukul kepalaku keras2 menghapus air mataku, membawa kotak kecil dari minho dan pulang kerumahku. Hari sudah malam, aku benar2 bodoh, tertidur di taman dan berharap minho masih ada. Sesampainya di rumah, aku masih memikirkan mimpiku yg tadi, aku memandangi cincin indah itu yg dulunya sangat aku inginkan. Aku membuka jendelaku dan memandang langit yg penuh dengan bintang2. Ku harap salah satu bintang itu minho.
Di salah satu ruang gereja.........
                “kau cantik sekali rin” puji luna. “hmmm gomawo” kataku sambil merunduk. “eh kau, pengantin pria, knpa masuk?” tanya luna sambil pergi kearah siwon untuk menyuruhnya pergi. Tapi aku mencegah nya. “biarkan, kami akan bicara sebentar. Bisakah kau keluar?” tanyaku. “hmmm baiklah, aku mengalah haha” kata luna sambil meninggalkan kami. “aku mau bicara” kata mereka bersamaan. “kau saja duluan” kata siwon. “baiklah, aku akan bicara duluan. Aku mau memakai cincin ini” kataku sambil memberikan cincin pemberian minho ke siwon. Siwon sangat terkejut. “kau yakin?” tanya siwon. “hanya ini yg bisa kita lakukan, bukankah ia sudah berkorban untukmu? Mungkin kalau malam itu kau tdk mengajaknya, ceritanya tdk akan seperti ini” kataku sambil menahan tangis. “aku ingin membatalkannya” kata siwon sambil merunduk. Aku sangat terkejut dan memukulnya keras2. “kau gila? Jika kau melakukan ini, kau akan lebih menyakitinya. Bukan hanya dia tapi semua orang yg terlibat!!!” kataku sambil mengis. Siwon memelukku dan ikut menangis. “aku tdk sanggup jika begini, aku ingin minho kembali” kata siwon dipelukkanku. “minho tdk akan kembali, walaupun kau membatalkan ini. Lanjutkanlah, maka ia akan tersenyum” kataku sambil menatap wajah siwon yg sangat sedih.
Author pov
                Setelah selesai bicara. Siwon dan rinrin keluar dari ruangan itu menuju tempat upacara pernikahannya. Mereka labih baik sekarang, sekarang mereka bisa tersenyum bahagia. Siwon dan rinrin mengucapkan janji suci dihadapan semua orang termasuk minho. Siwon memasangkan cincin pemberian minho di jari rinrin dan rinrin memasangkan cincin yg memang sdah disiapkan. Semua orang tersenyum bahagia *prok prok
                “baiklah sekarang waktunya lempar bunga” kata luna *temen rinrin sekaligus mc* “kalian sudah siap pengantin? Hana,dul,set !!!!” kata luna yg dilanjutkan dengan lemparan bunga kami berdua. Kami langsung berbalik untuk melihat siapa yg mendapatkannya. Saat aku berbalik aku melihat minho berdiri diantara mereka. “kau melihatnya?” tanyaku “hmmm dia sangat tampan hari ini” jawab siwon. “jika aku bisa, aku akan berlari memeluknya” “aku juga” “apa dia senang aku memakai cincinnya untuk selamanya?” “menurutku iya, lihat senyumnya. Aku tdk pernah melihat senyumnya seperti ini” “hmm kau benar” “tersenyumlah, agar dia benar2 yakin kalau kita sangat bahagia sekarang.” Aku menuruti kata siwon. Siwon merangkulku dan kamu berdua saling bertatapan memberikan senyuman yg termanis. Saat kami kembali melihat sekeliling kami. Kami tdk menemukan minho lagi. Mungkin ini adalah saat terakhir ia menampakkan dirinya dihadapan kami. Aku sangat beruntung bisa melihat hari ini, dan kuharap suatu hari nanti aku bisa melihatnya lagi walaupun sebenarnya itu hanya halusinasi ku. Tapi kurasa ia akan selalu menguntitku dan siwon hahahaaa
The end

Tidak ada komentar:

Posting Komentar