Minho pov
Apa? Gadis itu rin rin? Gadis yg
tadi siang siwon ceritakan adalah rin rin? Tubuhku terkulai lemas, saat siwon
memanggilku menanyakan kembang api pun aku sama sekali tidak mendengarny hingga
akhirnya siwon dan rin rin menghampiriku. Siwon menepukku, membangunkanku dari
mimpi burukku yg baru saja mulai. Aku benar2 tidak tahu harus mengatakan apa.
Seharusnya malam inilah aku mengutarakan perasaanku kepada rin rin yg sudah
kupendam sejk lama namun karena siwon mengajakku malam ini karena ia bilang ia
ingin mengutarakan cintanya kpda seorang gadis juga maka aku membatalkan
rencana. Aku benar2 menyesal knpa aku menerima tawaran siwon? Seandainya aku
menolaknya mungkin saat ini aku sedang bersama rin rin, menyatakan perasaanku
sambil memandang bintang yg indah malam ini. Aku ingiin mati saat ini.
“MINHO!!!!! Apa kau terkejut?” saut
siwon sambil menepuk pundak minho. “ah ne, hahaha rin rin wanitanya?” tanya
minho bingung. “hahaha iya bagaimana menurutmu?” “hmmmm,, lumayan tidak terlalu
buruk” kata minho sambil memandangiku. “apa maksudmu tidak terlalu buruk?”
tanya ku sambil ingin memukulnya dngn tasku. “haha bercanda. Yasudh bagaimana
acara selanjutnya. Aku kan sudah mengidupkan kembang api dan menjaga tempat ini
jadi sekarang aku boleh pulang?” tanya minho sambil memandang kami berdua. “
hmmm,, kau ada janji?” tanyaku. “iya knpa buru2? Kita makan bersama saja” kata
siwon. “ah gomawo tapi aku sudah ada janji” kata minho sambil senyum terpaksa.
“ janji? Dengan wanitakah?” tanyaku sambil memmandang wajahnya. “ hahhaha,
rahasia. Baiklah aku pergi. Selamat bersenang2 ya, aku akan mendukung apapun yg
akan kalian lalkukan berdua karena kalian adalah teman baikku yg sngt aku
cintai hahalh” kata minho sambil melanglah meninggalkan kami. “MINHO!!!!” saut
siwon yg membuat langkah kakinya terhenti. Minho berbalik dan bertanya “wae?
Ada yg kurang?” tanya minho. “kau lihat ya dan perhatikan baik2, kumohon
jadilah saksinya” kata siwon sambil menggandeng tanganku menuju minho. “saksi apa?”
tanyaku bingung. Setelah sampai ketempat minho berdiri, siwon mengelluarkan
sesuatu dari kantung jas nya dan berkata, “aku tdk tau apakah ini benar atau
salah jika aku mencintai sahabatku sendiri tapi jujur aku juga tdk bsa
membohongi perasaanku kpdamu. Aku tidak peduli apa yg akan kau jawab tapi
setidaknya aku tdk menyesal dikemudian hari karena tdk mengatakan ini. Jika kau
mau menerimaku lebih dari seorang sahabat ambillah cincin ini” kata siwon
sambil menatapku tajam. Aku sangat bingung entah mengapoa jantungkupun berdetak
sangat kencang, aku melihat minho dan entah mengapa matanya mengatakan aku
harus menolak ini tapi hatiku berkata lain, aku ingin seklai mengambil cincin
itu dan memakainya di jariku yg manis.
Aku memutuskan untuk mmengambil
cincin itu. Ku lihat wajah siwon yg sumringah namun wajah minho hanya tersenyum
sedikit dan kurasa itu sangt terpaksa. “ini” kataku sambil mengembalikan
cincinnya kpda siwon. Siwon dan minho terkejut. “kau yg seharusnya memakaikan
ke jariku bukan aku yg memakainya sendiri bodoh” kataku sambil memukul
kepalanya. Siwon sangat sumringah aku baru melihat dia seperti ini sekarang. Ia
memelukku sangat erat, kami sangat gembira malam itu. Kami tidak melihat minho
lagi malam itu, itu karena siwon yg babo, ia terus memelukku hingga kami tdk
menyadari kapan minho pergi. Aku sedikit merasa bersalah tapi malam itu benar2
istemiwa jadi aku tdk terlalu memikirkannya bsok juga pasti kan bertemu minho
lagi haahahh
TBC~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar