Author pov
Hari2 mereka sedikit berubah, yg
biasanya mereka pergi bertiga sekrang hnya rin rin dan siwon yg sering pergi.
Sejak saat itu sikap minho sedikit dingin dengan mereka, mungkin minho tdk mau
merasakan sakit yg lebih sakit dari ini jadi ia lebih baik menghindar. Hingga
suatu hari iya mengajak rin rin dan siwon untuk bicara. Ia mengatakan akan
pindah ke Busan dan menetap disana untuk beberapa tahun karena neneknya sedang
sakit. Ia akan melanjutkan kulliahnya di busan dan mencari kerja disana. Dan
mungkin akn membangun hidupnya yg baru disana. Siwon dan rin rin sangat
terkejut mereka benar2 tdk tahu apa yg harus mereka lakukan untuk mencegah
minho pergi.
Dibandara
saat minho akan pergi....
“jangan khawatir aku akan baik2 saja
disana jadi tenanglah, aku juga tdk akan melupakakn kalian aku janji” kata
minho meyakinkan. “apa kau pergi karena kami sering meninggalkanmu?” tanya ku
penuh rasa bersalah. Minho tersenyum dan mengelus kepalaku. “kenapa kau bsa
berpikir seperti itu? Mana mungkin aku marah jika kalian kencan, kalian
sekarangkan sepasang kekasih haha” kata minho. “kau yakin tdk akan apapa?”
tanya siwon. “aku kesana untuk menjaga nenekku yg sedang sakit juga melanjutkan
apa yg sudah ku lakukan disini. Tenanglah aku akan baik2 saja. Jika nanti
kalian sudah ingin menikah bisakah kalian meminta sesuatu kepada ibuku?” tanya
minho. “sesuatu?” tanyaku dan siwon heran. “iya, sesuatu yg mungkin akan
menjelaskan sesuatu yg tdk bisa kujelaskan sekarng. Aku sudah bilang dnegan
ibuku untuk memberikannya saat kalian menikah nanti, jadi jangn harap kalian
bisa mengambilnya sekarang haha” “kau yakin kami akan menikah?” tanyaku sambil
menatap siwon. “hmmm aku yakin 100% karena aku melihat ketulusan cinta dimata
kalian haha” kata minho. “hahaha kau ini, jika memang benar, kau harus datang
ke pesta pernikahan kami dan menyanyikan lagu yg sering kau nyanyikan untukku”
kataku. “jika semuanya berjalan lancar. Yasudah aku pergi ya, pesawatnya sdh
mau berangkat. Bye !!! SARANGHAE!!!!” kata minho sambil berbalik dan
meninggalkan kami.
Author pov
Hari itu adalah hari terakhir siwon
dan juga rin rin melihat minho. Mereka benar2 putus kontak. Sesekali siwon dan
rin rin mencba mengirm email kepada minho, dan mereka harus menunggu waktu yg
sangat lama untuk mendapat jawabn dri minho. Mereka menyangka kalua minho
sekarang sangat sibuk jadi mereka memakluminya. Setelah lulus kuliah, rin rin
dan siwon datang kerumah orang tua minho yg masih ada di seoul untuk menaykan
alamtanya sekarang tapi ibunnya tdk mau memberitahukan karena minho
melarangnya. Mereka berdua benar2 bingung. Mereka jjuga mencoba meminta sesuatu
yg dijanjikan minho tapi ibunnya juga menolak akhirnya mereka pulang tanpa
mendapatkan apapa. Mereka terus mencoba mengirim email kpda minho unytuk
menyakan keadaannya sekarang namun hal itu nihil sekarang minho benar2 tdk
pernh membalas email mereka walaupun mereka sudah menunggu dalam waktu yg lama.
5 tahun mereka putus kontak dengan minho dan selama itu juga hubungan rin rin
dan siwon semakin serius dan benaryg dikatakn minho mereka akan menikah.
Namun masiih ada yg mengganjal di
hati mereka, minho blm tahu soal ini. Seharusnya ia ada disiini dan merasakan
kebahagian yyg kami rasakan sekarng. Sehari sebelum hari pernikahan mereka,
mereka dtang lagi kerumah orang tuanya minho dan meminta sesuatu yg dititipkan
minho kepada ibunya.
“aku senang, kalian akan menikah
besok. Kau akan datang untuk mewakili minho” kata ibunya miinho. “ahjumma,
sebenarnya minho bagaimana disana knpa ia sudah tdk pernha menghubungi kami?”
tanyaku enasaran. “hmmm, sebentar” kata ibunya minho sambil meninggalkan kami.
“ini ambillah dan kalian akan tau apa yg sebenarnya terjadi” kata ibunya minho
sambil memberikan kotak kecil kepada rin rin. “kuharap kalian bsa mengerti setelah
melihat isi kotak ini.” Setelah mendapatkan itu, aku dan siwon pergi ke taman
tempat kami bertiga biasa bertemu. Kami membuka kotak itu dan melihat isinya.
Ada cincin yg indah, jepit yg lucu dan sebuah surat yg tertulis rapih oleh
tangan minho.
“mengapa ada semua ini?” tanya siwon
heran. “entah, cincin ini? Jepit ini? Sepertinya tdk asing untukku” kataku.
“apa iya?” “hmmm, ah aku ingat cincin dan jepit ini yg aku lihat saat kita
jalan2 dulu. Aku mau membelinya tapi kau sudah membelikanku yg lain dan
menarikku pergi dari tokonya jadi aku sempat beli” jelasku. “sini aku mau baca
suratnya dulu” tambhku. Dan siwon memberikannya kpdaku.
TBC~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar